Dimanakah peran pemuda Indonesia? in my opinion
Kehidupan anak muda sekarang memang sudah berbeda dengan kondisi beberapa tahun silam. Ironisnya perubahan itu berlangsung begitu cepat dan dapat dikatakan adanya sedikit pergeseran atau perubahan konsep pemikiran yang sebenarnya harus tertananam di setiap jiwa pemuda sekarang. Sikap rakyat Indonesia yang terkenal akan keramah tamahannya dan kepeduliannya terhadap sesama pun semakin lama semakin memudar. Entah budaya dari manakah yang mereka adopsi sehingga membuat mereka terutama kawula muda begitu apatis dalam menyikapi berbagai hal. Hal ini adalah suatu dilematika bagi kita, generasi penerus bangsa yang mempunyai hak dan kewajiban untuk memajukan bangsa dan membuat adanya suatu bentuk perubahan yang signifikan bagi kemajuan bangsadi zaman yang penuh dengan persaingan.
Dimulai dari penanaman jiwa yang cinta terhadap bangsa maka seyogyanyalah kita sebagai pemuda penerus bangsa untuk mencurahkan pemikiran serta tenaganya bagi kemajuan bangsa. Rasa integritas yang tinggi patut dipertahankan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar haruslah senantiasa ada pada diri kita. Sikap apatis yang mennyemai dalam diri kita haruslah dibuang jauh jauh. Pada hakikatnya kita adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manifestasi dari sikap ini akan melahirkan suatu tatanan masyarakat madani yang begitu harmonis dan dinamis. Dimana dari setiap insan akan merasa nyaman untuk saling berinteraksi satu sama lain tanpa adanya suatu kesenjangan sosial yang menghambat interaksi satu sama lain.
Di dunia perkuliahan memang sudah sewajarnya kalau mahasiswa mahasiswinya berasal dari latar belakang yang berbeda. Lebih lebih adalah di kampus Universitas Gadjahmada yang jumlah mahasiswanya begitu besar. Jumlah mahasiswa yang begitu besar ini sebenarnya mempunyai peran yang begitu penting dalam memperjuangkan bangsa kita. Namun dari sekian banyaknya mahsiswa ini kurang begitu berperan dalam membangun bangsa kita. Tidak perlu jauh membayangkan suatu tatanan bangsa dan negara yang begitu kompleks, kita tinjau saja dari sikap mereka tentang kepeduliannya terhadap sekitar. Jika dikaji seakan akan sebagian besar mahasiswa justru sibuk sendiri dengan urusan urusan mereka. Mereka sama sekali tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Ironis memang, dalam satu kelasspun kadang mereka tidak saling mengenal. Mereka seakan acuh tak acuh dan hanya ingin melakukan interaksi hanya terhadap orang orang tertentu. Tidak jarang dari mereka yang hanya kuliah saja kemudian pulang. Mereka tidak melakukan interaksi atau istilahnya berkumpul dalam suatu organisai, jadi yang mereka peroleh adalah sebatas yang bersifat kognitif saja.
BEM KM UGM dapat dinilai sebagai suatu organisasi yang mampu menyatukan para mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air dan menjadikan mereka -yang ikut dalam ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjahmada- peka terhadap isu isu yang yang berkaitan dengan pergerakan kemajuan bangsa maupun isu isu sosial maupun non ssial yang belakangan ini semakin marak. BEM KM UGM yang dengan nama kabinet barunya “ Bangkit melawan” memang tepat karena kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah berpartisipasi aktif dalam berbagai hal. Misalnnya dalam kaitannya dengan korupsi, permasalahan pendidikan dan kepedulian kita terhadap kasus kasus korban bencana maupun wujud kepedulian sosial bagi rakyat miskin. Setiap anggota dapat dilatih untuk saling berinteraksi, mengenal dunia sekitar kampus, kondisi lingkungan sekitar yang membutuhkan adanya jiwa jiwa interpreneur dan pelopor muda bagi kemajuan di daerah tersebut.
Tidak sedikit dari aktifis kita yang berperan penting bagi kemajuan bangsa ini. Kebanyakan dari mereka pada masa studinya dulu aktif dalam berorganisasi di kampus. Suatu perjuangan bagi mereka karena mereka telah banyak menghabiskan waktu maupun tenaga mereka untuk mencari suatu kebenaran. Dalam artian disini mereka begitu peka jika ada suatu ketidak adilan yang menimpa rakyat Indonesia. Ini semua didapat ketika mereka saat menjadi mahasiswa aktif di dalam suatu organisasi dan biasanya mereka menempati posisi yang penting di bagian fakultasnya masing masing.
Dengan menjadi anggota BEM KM UGM ini memang dapat dikatakan bahwa sudah saatnyalah kita menyumbangkan peran kita sebagai generasi muda. Jadi kita haruslah peduli dengan keadaan sekitar yang sebenarnya membutuhkan adanya suatu perubahan. Karena jika tidak lantas apakah manfaat kita belajar jauh jauh namun tidak bias memberikan manfaat kepada sesama? Masih banyak rakyat kita yang membutuhkan pertolongan dari kita. Lewat BEM KM UGM inilah kita dituntut untuk memikrkan kemajuan UGM pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Seringkali mahasiswa mengalami kesulitan ekonomi ketika harus menjalani kegiatan akademik yang ada di UGM. Yang berkaitan erat dengan pembayaran SPP dan BOP yang dapat dikatakan tinggi. Begitu juga dengan jalan mau masuk menjadi mahasiswa UGM. Tidak mudah memang. Bagaimana tidak? Dilihat saja dari pendaftar yang begitu banyak hampir dari sabang sampai merauke. Serta yang sering disorot adalah tentang adanya biaya SPMA yang menjadi pertanyaan bagi setiap pendaftar. Sesungguhnya BEM KM UGM ini mampu melawan kebijakan rektorat jika saja apa yang dilakukan oleh pihak mereka tidak sesuai dengan kepentingan mahasiswa. Kebijakan yang patut dilawan misalnya adalah biaya BOP yang akan dinaikkan lagi maupun pengadaan fasilitas karyawan maupun dosen yang dinilai begitu mewah bagi kalangan mahasiswa. Dimana seharusnya hal tersebut dapat dimanfaatkan ataupun dialihkan bagi kepentingan mahasiswa seperti beasiswa maupun santunan.
Maka sudah saatnya kita berbenah diri untuk peka terhadap kondisi sekarang yang begitu memprihatinkan. Kita dituntut untuk menyumbangkan ilmu yang kita peroleh untuk memajukan bangsa. Sehingga nantinya ada peningkatan di semua lapisan masyarakat yang menginginkan adanya perubahan yang lebih baik. Nasib bangsa ada ddi tangan kita. Ayo bangkit mahasiswa Gadjahmada….!
Kehidupan anak muda sekarang memang sudah berbeda dengan kondisi beberapa tahun silam. Ironisnya perubahan itu berlangsung begitu cepat dan dapat dikatakan adanya sedikit pergeseran atau perubahan konsep pemikiran yang sebenarnya harus tertananam di setiap jiwa pemuda sekarang. Sikap rakyat Indonesia yang terkenal akan keramah tamahannya dan kepeduliannya terhadap sesama pun semakin lama semakin memudar. Entah budaya dari manakah yang mereka adopsi sehingga membuat mereka terutama kawula muda begitu apatis dalam menyikapi berbagai hal. Hal ini adalah suatu dilematika bagi kita, generasi penerus bangsa yang mempunyai hak dan kewajiban untuk memajukan bangsa dan membuat adanya suatu bentuk perubahan yang signifikan bagi kemajuan bangsadi zaman yang penuh dengan persaingan.
Dimulai dari penanaman jiwa yang cinta terhadap bangsa maka seyogyanyalah kita sebagai pemuda penerus bangsa untuk mencurahkan pemikiran serta tenaganya bagi kemajuan bangsa. Rasa integritas yang tinggi patut dipertahankan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar haruslah senantiasa ada pada diri kita. Sikap apatis yang mennyemai dalam diri kita haruslah dibuang jauh jauh. Pada hakikatnya kita adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manifestasi dari sikap ini akan melahirkan suatu tatanan masyarakat madani yang begitu harmonis dan dinamis. Dimana dari setiap insan akan merasa nyaman untuk saling berinteraksi satu sama lain tanpa adanya suatu kesenjangan sosial yang menghambat interaksi satu sama lain.
Di dunia perkuliahan memang sudah sewajarnya kalau mahasiswa mahasiswinya berasal dari latar belakang yang berbeda. Lebih lebih adalah di kampus Universitas Gadjahmada yang jumlah mahasiswanya begitu besar. Jumlah mahasiswa yang begitu besar ini sebenarnya mempunyai peran yang begitu penting dalam memperjuangkan bangsa kita. Namun dari sekian banyaknya mahsiswa ini kurang begitu berperan dalam membangun bangsa kita. Tidak perlu jauh membayangkan suatu tatanan bangsa dan negara yang begitu kompleks, kita tinjau saja dari sikap mereka tentang kepeduliannya terhadap sekitar. Jika dikaji seakan akan sebagian besar mahasiswa justru sibuk sendiri dengan urusan urusan mereka. Mereka sama sekali tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Ironis memang, dalam satu kelasspun kadang mereka tidak saling mengenal. Mereka seakan acuh tak acuh dan hanya ingin melakukan interaksi hanya terhadap orang orang tertentu. Tidak jarang dari mereka yang hanya kuliah saja kemudian pulang. Mereka tidak melakukan interaksi atau istilahnya berkumpul dalam suatu organisai, jadi yang mereka peroleh adalah sebatas yang bersifat kognitif saja.
BEM KM UGM dapat dinilai sebagai suatu organisasi yang mampu menyatukan para mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air dan menjadikan mereka -yang ikut dalam ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjahmada- peka terhadap isu isu yang yang berkaitan dengan pergerakan kemajuan bangsa maupun isu isu sosial maupun non ssial yang belakangan ini semakin marak. BEM KM UGM yang dengan nama kabinet barunya “ Bangkit melawan” memang tepat karena kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah berpartisipasi aktif dalam berbagai hal. Misalnnya dalam kaitannya dengan korupsi, permasalahan pendidikan dan kepedulian kita terhadap kasus kasus korban bencana maupun wujud kepedulian sosial bagi rakyat miskin. Setiap anggota dapat dilatih untuk saling berinteraksi, mengenal dunia sekitar kampus, kondisi lingkungan sekitar yang membutuhkan adanya jiwa jiwa interpreneur dan pelopor muda bagi kemajuan di daerah tersebut.
Tidak sedikit dari aktifis kita yang berperan penting bagi kemajuan bangsa ini. Kebanyakan dari mereka pada masa studinya dulu aktif dalam berorganisasi di kampus. Suatu perjuangan bagi mereka karena mereka telah banyak menghabiskan waktu maupun tenaga mereka untuk mencari suatu kebenaran. Dalam artian disini mereka begitu peka jika ada suatu ketidak adilan yang menimpa rakyat Indonesia. Ini semua didapat ketika mereka saat menjadi mahasiswa aktif di dalam suatu organisasi dan biasanya mereka menempati posisi yang penting di bagian fakultasnya masing masing.
Dengan menjadi anggota BEM KM UGM ini memang dapat dikatakan bahwa sudah saatnyalah kita menyumbangkan peran kita sebagai generasi muda. Jadi kita haruslah peduli dengan keadaan sekitar yang sebenarnya membutuhkan adanya suatu perubahan. Karena jika tidak lantas apakah manfaat kita belajar jauh jauh namun tidak bias memberikan manfaat kepada sesama? Masih banyak rakyat kita yang membutuhkan pertolongan dari kita. Lewat BEM KM UGM inilah kita dituntut untuk memikrkan kemajuan UGM pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Seringkali mahasiswa mengalami kesulitan ekonomi ketika harus menjalani kegiatan akademik yang ada di UGM. Yang berkaitan erat dengan pembayaran SPP dan BOP yang dapat dikatakan tinggi. Begitu juga dengan jalan mau masuk menjadi mahasiswa UGM. Tidak mudah memang. Bagaimana tidak? Dilihat saja dari pendaftar yang begitu banyak hampir dari sabang sampai merauke. Serta yang sering disorot adalah tentang adanya biaya SPMA yang menjadi pertanyaan bagi setiap pendaftar. Sesungguhnya BEM KM UGM ini mampu melawan kebijakan rektorat jika saja apa yang dilakukan oleh pihak mereka tidak sesuai dengan kepentingan mahasiswa. Kebijakan yang patut dilawan misalnya adalah biaya BOP yang akan dinaikkan lagi maupun pengadaan fasilitas karyawan maupun dosen yang dinilai begitu mewah bagi kalangan mahasiswa. Dimana seharusnya hal tersebut dapat dimanfaatkan ataupun dialihkan bagi kepentingan mahasiswa seperti beasiswa maupun santunan.
Maka sudah saatnya kita berbenah diri untuk peka terhadap kondisi sekarang yang begitu memprihatinkan. Kita dituntut untuk menyumbangkan ilmu yang kita peroleh untuk memajukan bangsa. Sehingga nantinya ada peningkatan di semua lapisan masyarakat yang menginginkan adanya perubahan yang lebih baik. Nasib bangsa ada ddi tangan kita. Ayo bangkit mahasiswa Gadjahmada….!
Komentar