laporan perdana

I. Pendahuluan

Pada mata kuliah petrologi terasa kurang lengkap jika tidak dilaksanakan adanya pendamping yang pas yaitu praktikum petrologi. Dengan adanya praktikum ini bisa diharapkan pengetahuan yang lebih aplikatif tidak sekadar teori teori di bangku kuliah. Namun harus diperlukan bukti yang konkrit dalam setiap pelaksanaan praktikum ini. Terlebih ketika melakukan pengamatan di lapangan. Seringkali kita dihadapkan dengan kondisi yang berbeda ketika kita berada di lapangan. Gambaran yang ada pada perkuliahan terkadang tidak mutlak sama seperti yang ada di lapangan. Di lapangan kita bisa lebih leluasa dan ada banyak factor yang menyebabkan perubahan itu dan itulah yang akan dikaji bersama.
Pada praktikum petrologi acara batuan beku ini meliputi tiga stsiun pengamatan atau yang lebih dikenal dengan istilah STA. STA pertama yaitu berlokasi di daerah Tajem, STA kedua berada di daerah Kali Tirto, Berban, Sleman dan STA yang ketiga berada di daerah godean.
Pada pelaksanaan praktikum ini praktikan lebih sering untuk mengamati dan mendeskripsi batuan yang ada pada masing masing STA. Baik berupa mineral mineralnya, struktur, tekstur dan bahkan sejarah pembentukannya. Dan pada setiap lokasi masing masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil data ataupun deskripsi yang diperoleh untuk diberikan komentar. Pada saat mendeskripsi batuan tidak serta merta hanya melihat namun praktikan juga menggunakan perlatan yang di gunakan seperti palu geologi dan lup sehingga bagian isi ataupun mineral yang dideteksi lebih valid dan reliable.

II. Isi
II. 1. STA 1
Pada STA I ini berlokasi di daerah Tajem, Sleman yang juga terdapat bekas situs purba yaitu bangunan candi yang sudah tertimbun oleh tanah terdapat gugusan batuan beku yang saling tumpang tindih dan terkesan berlapis dengan morfologi berupa dataran rendah. Pada lokasi ini batuan batuan bekunya saling tumpang tindih sehingga menimbulkan kesan berlapis. Dari perlapisan itu uniknya memilki struktur dan tekstur yang berbeda. Pada bagian yang kami amati terdapat tekstur halus dan kasar dimana pada bagian yang halus itu didasari atas adanya kekuatan atau energi letusan dari sumber / magma yang merupakan pusat dari pembentukan suatu batuan. Ketika pada tempat yang sama namun menghasilkan struktur dan tekstur yang berbeda maka dapat diinterpretasikan sejarah pembentukannya. Dari pengamatan yang diperoleh ternyata lapisan yang berda di bagian paing bawah memilki tekstur yang agak kasar, kemudian bagian atasnya halus dan bagian atasnya lebih kasar lagi dari bagian yang paling bawah tadi.

Ketebalan dari masing masing lapisann itupun berbeda yaitu dari yanglapisan paling atas yang berupa kerikil, krakal, pasir kasar, pasir halus yaitu masing masing 40cm, 20cm,12cm,1,5cm dan 15cm dengan ukuran butir yang bervariasi mulai dari kurang dari 0,5cm ( pasir halus dan pasi kasar, dimana pasir kasar berukuran lebih besar daripada pasir halus) serta ukuran butir darikriki dan krakal yang lebih dari 1cm.
Dari identifikasi dan analisa maka diperoleh suatu interpretasi yaitu pembentukan dari lapisan yang berukuran pasir halus tersebut yang merupakan pembentukan hasil letusan dari gunung berapi memilki energi yang relative lebih rendah daripada batuan di atasnya yang memilki ukuran butir yang lebih kasar dan besar. Pengendapan pengendapan yang terjadi itu memilki beberapa tahapan letusan dan setiap letusan emilki energi yang berbeda pula sehingga menghasilkan bentuk tekstur dan ukuran yang berbeda pula. Batuan yang ada di daerah ini termasuk dalam batuan pyroclastic source dengan ditunjukkan adanya butir batuan yang berukuran sedang dan halus.
Pada lokasi yang berdekatan juga ditemukan adanya breksi yang belum terpadatkan yang merupakan buah dari endapan abu vulkanik yang nantinya akan disebut sebagai tepra.kemudian ada juga dalam perlapisan ini dari bagian bawah menuju ke atas berupa ash, tuff, course tuff, kembali lagi ke tuff, course tuff lapili tuff dan bagian yang paling atas yang cukup keras adalah tepra.
Adapunmengenai komposisi dan tekstur dari batuan yang kami amati adalah sebagai berikut:
- memilki warna coklat atu coklat kehitaman
- memilki struktur vesikuler, dilihat dari adanya rongga pada batuan dimana rongga udara tersebut tidak saling menerus
- bertekstur fanerik yang ditandai dengan butiran mineral batuan yang cukup jelas dan unconsolidated
- merupakan batuan beku basa dengan ditandai warna yang relative gelap dan mengandung mineral mineral basa namun ada juga di bagian yang berdekatan yang merupakan batuan beku asam dengan ditandai adanya warna yang cukup terang dan mengandung mineral kwarsa
- memilki matriks berupa fenokris yang telah lapuk menjadi tanah

II. STA II
STA II ini berlokasi di daerah Klali Tirto, Berban, Sleman. Bataun yang hendak kami teliti ini berada pada pinggiran sungai dimana disana ternyata terdapat dua jenis batuan yaitu batuan beku dan batuan sediment. Namun focus yang hendak kami teliti adalah bauan bekunya bukan batuan sedimennya. Sebelum kami menuju lokasi dekat sungai terlebih dahulu kami meneliti batuan yang letaknya agak jauh dari sungai yaitu kira kirasejauh 50 meter. Dari batuan beku yang kami lihat dan amati ini memilki tekstur afanitik, dapat mengkristal dengan cepat dan mendingin pada suhu yang rendah. Dari batuan ini juga dapat diamati bahwa batuan tersebut ternyata mengandung Fe dan Mg dengan dibuktikan adanya korosi pada batuannya yang berwarna kemerah merahan. Namun setelah kita mendekatkan magnet ternyata batu ini bersifat diamagnetic. Setelah dianalisa ternyata dapat disimpulkan bahwa penyebab batuan tersebut tidak menempel adalah karena kandungan Mg nya lebih bnayak daripada Fe nya. Sedangkan korosi pada batuan ini tak lebih adalah adanya interaksi dengan udara sehingga menghasilkan reaksi dengan oksigen (oksidasi) maka batua tersebut berwarna kemerah merahan yang mana warna dasar dari batuan tersebut adalah hitam.
Setelah kami melakukan perjalanan kea rah mendekati sungai ternyata disana juga terdapat batuan beku yang strukturnya hamper sama dengan batuan yang telah kami teliti sebelumya namun disini strukturnya kelihatan lebih jelas yaitu batuan beku yang berstruktur bantal. Adapun deskripsi yang kami peroleh adalah sebagai berikut:
- batuan ini memilki warna hitam abu abu/ ada juga yang agak coklat
- tekstur pada batuan ini adalah afanitik
- memilki struktue massif, struktur batal dengan bentuk yang membulat dan menyerupai bantal
- batuan ini memiliki komposisi mineral Fe dan Mg yang dapat dilhat dengan jelas dari kenampakan warna yang ada
- terdapat kekar radia pada struktur bantal tersebut
- merupakan batuan ekstrusi
adapun profil lain dari batuan di daerah ini adalah bahwa batuan tersebut ternyata membeku pada suhu yang relative rendah; dan akibat adanya kontak dengan air maka membentuk pilo lava, pilo lava ini terjadi karena magma yang baru keluar dari sumbernya langsung dihadapi atau bertemu dengan kondisi yang relative dingin sehingga menimbulkan hal yang demikian.
Perlu juga diketahui di lokasi ini dapat digunakan untuk studi paleomagnetism. Studi ini didasarkan pada aliran lava yang keluar dari sumbernya. Dimana lava tersebut sekarang sudah membeku dan terjadi litifikasi. Dari batuan inilah dapat diambil sample untuk kemudian diambil dan dipelajari di lab sehingga kita bisa mengetahui seberapa besar penyimpanagn derajat arah yang didapat. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh salah satu pendiri geofisika derajat yang diperoleh berdasarkan uji lab ini kira kira bernilai 30 yang setara dengan 333km. menegnai umur dari batuan tua ini diperkirakan sudah mencapai 18-20 juta tahun yang lalu. Sehingga mungkin saja lingkungan yang ada saat ini sangat jauh berbeda dengan waktu pembentukan batuan pada masa itu. Dan setelah dianalisa dan dikaji lebih lanjut ternyata diperoleh suatu simpulan bahwa daerah ini dulunya berupa laut ( Lingkungan Samudra= laut dalam) dengan cirinya tidak mungki ditemukan karbonat karena karbonat tersebut akan larut pada kedalaman 4000m.
Salah satu hal yang menarik ini adlah retakan rekahan pada batuan ini akan terisi oleh mineral mineral lain yang dibawa oleh aliran air yang melintasinya.sehinga pada tempat ini juga dapat dilakukan analisa jenis jenis mineral yang berbeda pada tempat yang sama. Dan perlu diketahui juga bahwa terdapat juga tekstur yang jenisnya porfiroafanitik, afanitik yang mana ternyata hal tersebut terjadi dikaenakan adanya pergerakan atau aliran lava yang berulang ulang.

III. STA 3
STA 3 ini berlokasi di daerah Berjo, Godean, Sleman dengan kondisi cuaca yang lumayan cerah dan berawan. Keadaan seperti ini membantu kami dalam deskripsi di daerah yang memilik tanah yang merupakan hasil dari pelapukan dimana jika hujan turun dapat dipastikan daerah ini akan menyulitkan kami dalam deskripsi batuan di daerah ini.
Adapun deskripsi yang kami peroleh adalh sebagai berikut:
- batuan beku ini memilki dua macam warna, warna segar berwarna abu abu dan warna lapuknya berwarna coklat/ abu abu kehitaman. Ada juga salah satu anggota kelompok yang menyebutkan warna hijau yang berasal dari mineral feldspar
- memiliki tekstur faneroporfiritik dimana fenokrisnya dikelilingi oleh mineral yang tampak oleh mata dan terbentuk dari intrusi dangkal
- struktur batuan yang masif
- terdapat kandungan mineral kwarsa dan feldspar dengan prosentase 30% dan 65%, sisanya adalah mineral mineral lain
- komposisi magma adalah intermediet asam
Pada lokasi ini termasuk dalam batuan intrusi dangkal yang dibuktikan dengan kondisi daerah sekitar yang datar dan tidak berbukit namun di zona ini justru terbentuk morfologi bukit . Pada batuan ini mengalami pelapukan yang cukup tinggi dan pelapukan strukturnya ini memilki struktur yang unik yaitu spheroidal weathering ( pelapukan mengulit bawang) dan adanya pengaruh hujan, panas dan aliran air yang mengalir dari bgaian atas sehingga menambah kontur yang unik yang melewati batuan tersebut.

Komentar

Postingan Populer